Pengertian Soft Skill
Soft
skill adalah suatu kemampuan, bakat, atau keterampilan yang ada di dalam diri
setiap manusia. Soft skill adalah kemampuan yang dilakukan dengan cara non
teknis, artinya tidak berbentuk atau tidak kelihatan wujudnya. Namun ,
softskill ini dapat dikatakan sebagai keterampilan personal dan inter personal.
Yang dimaksud softskill personal adalah
kemampuan yang di manfaatkan untuk kepentingan diri sendiri. Misalnya, dapat
mengendalikan emosi dalam diri, dapat menerima nasehat orang lain, mampu
memanajemen waktu, dan selalu berpikir positif. Itu semua dapat di kategorikan
sebagai softskill personal.
Kemudian
yang dimaksud softskill inter personal adalah kemampuan yg dimanfaatkan untuk
diri sendiri dan orang lain. Contohnya, kita mampu berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain, bekerja sama dengan kelompok lain, dan lain lain.
Nah,
softskill juga harus di iringi dengan hardskill, karena kita hidup tidak boleh
hanya mempunyai softskill yang berkualitas saja, tapi hardskill kita perlu
diperhatikan. Dengan memiliki hardskill yang baik, kita bisa menjadi manusia
yang berkualitas. Misalnya, kita di sekolahkan oleh orang tua kita, kita akan memiliki
ilmu pengetahuan, nah ilmu tersebut akan kita gunakan dalam kehidupan kita
nanti, oleh karena itu, hardskill dan softskill yang seimbang dapat menumbuhkan
jiwa/pribadi yang berkualitas.
Apakah Soft skill itu penting?
Tentu
saja iya, karena pendidikan tidak hanya dilaksanakan di sekolah dalam bentuk
pendidikan formal, tetapi juga dilaksanakan di luar sekolah dalam bentuk
Pendidikan Non Formal dan Informal.(PNFI). Selama ini banyak dikembangkan dalam
kontek pelayanan pendidikan untuk Pemberdayaan Masyarakat. (Community
Empowerment) dan Partisipasi Masyarakat (Learning Participation) dalam rangka
membangun Masyarakat Belajar (Learning Society). Adapun proses ini merupakan
salah satu bagian dari Pembelajaran Sepanjang Hayat ( Long Life Learning).
Prospek
pendidikan nonformal pun cukup menjanjikan. Tidak sedikit orang yang bisa
meraih mimpi dengan menempuh jalur nonformal. Ini bisa diawali dari hobby dan
menekuninya. Bergabung dan Sharing dalam komunitas yang sama-sama menekuni
hobby-nya tersebut. Sehingga Pendidikan nonformal ini bisa di bilang Pendidikan
Alternatif yang menawarkan Solusi Inovatif. Di sisi lain, juga mewujudkan
Pembentukan Watak Kemandirian bagi masyarakat maupun individu.
Inilah
pengembangan kemampuan di luar bidang akademis atau Soft Skills. Pengembangan
Soft Skills itu meliputi : kemampuan berkomunikasi, bersosialisasi, kerjasama,
dan yang lainnya. Dalam kemasan kegiatan Out Bond, bisa jadi dalam bentuk :
Character Building, Nation Building, Leadership & Creativity.
Mengapa
Soft Skills itu begitu penting ? Karena memadukan kecerdasan emosional dengan
kecerdasan intelektual serta kecerdasan spiritual yang kini kian di anggap
penting terlebih melihat kebutuhan manusia yang semakin kompleks dan
membutuhkan relasi yang ekuivalen antar manusia. Disinilah soft skills
berperan, sehingga menjadikan individu dalam bermasyarakat yang lebih baik.
Soft Skill di dunia kerja
Soft skill Penting Namun Tak Bisa Instan
berdasarkan data ECC UGM tahun 2012 diketahui bahwa soft skill adalah
faktor yang menentukan dalam proses rekrutmen. Sejumlah perusahaan yang telah
disurvei sepakat bahwa kemampuan soft skill memengaruhi 80% proses
tersebut. "Setiap pelamar pasti menyesuaikan pendidikan dan hardskill-nya
dengan posisi yang dilamar. tapi yang perlu digarisbawahi adalah apakah setelah
hal tersebut cocok lantas karakternya juga pas?" papar Yocki.
Menurut Galuh Setya Winayu, Supervisor Training
and Counseling HR service ECC UGM, menjelaskan bahwa soft skill
merupakan attitude atau perilaku yang tidak bisa diraih dengan instan.
"Kemampuan berkomunikasi, kemampuan menyampaikan ide, dan motivasi diri
tidak bisa diperoleh di bangku perkuliahan," tandas Galuh. Kemampuan
seperti ini hanya bisa diperoleh dengan pengalaman, bukan dari buku-buku saat
kuliah.
Senada dengan Galuh dan Yocki, HR recruitment
and training PT Gameloft Indonesia Daniel Christiananda berpendapat bahwa butuh
proses untuk menguasai soft skill. "Hardskill bisa diajarkan dan
diberi target dalam penguasaannya. Di sisi lain, soft skill memerlukan
kedewasaan individu. Usia boleh matang, tapi jiwa bisa saja seperti ABG,"
ungkapnya. Daniel mengambil contoh
ketika seorang bawahan menghadapi amarah atasan. Seseorang dengan kemampuan soft
skill awareness dan self control rendah akan mudah untuk menangis,
marah, frustasi bahkan melakukan tindakan fisik. Sebaliknya, seseorang dengan self
control tinggi akan merespon proaktif, mencari apa yang bisa diperbuatnya,
bagaimana mengatasi masalah, dan apa yang harus dikerjakan berikutnya.
Manfaat mempelajari soft skill:
·
Dapat bekerjasama dengan baik
·
Membentuk etika
·
Mampu bernegosiasi dengan baik
dll.
dll.
Kesimplan: Ilmu tidak hanya ada dalam ruangan dan di dalam buku
Sumber:
http://www.ecc.ft.ugm.ac.id/index.php?r=berita/detilHYPERLINK "http://www.ecc.ft.ugm.ac.id/index.php?r=berita/detil&id=1784"&HYPERLINK "http://www.ecc.ft.ugm.ac.id/index.php?r=berita/detil&id=1784"id=1784
https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=200833563328452HYPERLINK "https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=200833563328452&id=124551074290035"&HYPERLINK "https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=200833563328452&id=124551074290035"id=124551074290035
http://hiddengrazz.blogspot.com/2010/09/pengertian-softskill-penjelasannya.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar