Never Ever Give Up

Never Ever Give Up

Rabu, 23 April 2014

Pengertian Soft Skill


Pengertian Soft Skill

Soft skill adalah suatu kemampuan, bakat, atau keterampilan yang ada di dalam diri setiap manusia. Soft skill adalah kemampuan yang dilakukan dengan cara non teknis, artinya tidak berbentuk atau tidak kelihatan wujudnya. Namun , softskill ini dapat dikatakan sebagai keterampilan personal dan inter personal.
Yang dimaksud softskill personal adalah kemampuan yang di manfaatkan untuk kepentingan diri sendiri. Misalnya, dapat mengendalikan emosi dalam diri, dapat menerima nasehat orang lain, mampu memanajemen waktu, dan selalu berpikir positif. Itu semua dapat di kategorikan sebagai softskill personal.
Kemudian yang dimaksud softskill inter personal adalah kemampuan yg dimanfaatkan untuk diri sendiri dan orang lain. Contohnya, kita mampu berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain, bekerja sama dengan kelompok lain, dan lain lain.
Nah, softskill juga harus di iringi dengan hardskill, karena kita hidup tidak boleh hanya mempunyai softskill yang berkualitas saja, tapi hardskill kita perlu diperhatikan. Dengan memiliki hardskill yang baik, kita bisa menjadi manusia yang berkualitas. Misalnya, kita di sekolahkan oleh orang tua kita, kita akan memiliki ilmu pengetahuan, nah ilmu tersebut akan kita gunakan dalam kehidupan kita nanti, oleh karena itu, hardskill dan softskill yang seimbang dapat menumbuhkan jiwa/pribadi yang berkualitas.
Apakah Soft skill itu penting?
Tentu saja iya, karena pendidikan tidak hanya dilaksanakan di sekolah dalam bentuk pendidikan formal, tetapi juga dilaksanakan di luar sekolah dalam bentuk Pendidikan Non Formal dan Informal.(PNFI). Selama ini banyak dikembangkan dalam kontek pelayanan pendidikan untuk Pemberdayaan Masyarakat. (Community Empowerment) dan Partisipasi Masyarakat (Learning Participation) dalam rangka membangun Masyarakat Belajar (Learning Society). Adapun proses ini merupakan salah satu bagian dari Pembelajaran Sepanjang Hayat ( Long Life Learning).
Prospek pendidikan nonformal pun cukup menjanjikan. Tidak sedikit orang yang bisa meraih mimpi dengan menempuh jalur nonformal. Ini bisa diawali dari hobby dan menekuninya. Bergabung dan Sharing dalam komunitas yang sama-sama menekuni hobby-nya tersebut. Sehingga Pendidikan nonformal ini bisa di bilang Pendidikan Alternatif yang menawarkan Solusi Inovatif. Di sisi lain, juga mewujudkan Pembentukan Watak Kemandirian bagi masyarakat maupun individu.
Inilah pengembangan kemampuan di luar bidang akademis atau Soft Skills. Pengembangan Soft Skills itu meliputi : kemampuan berkomunikasi, bersosialisasi, kerjasama, dan yang lainnya. Dalam kemasan kegiatan Out Bond, bisa jadi dalam bentuk : Character Building, Nation Building, Leadership & Creativity.
Mengapa Soft Skills itu begitu penting ? Karena memadukan kecerdasan emosional dengan kecerdasan intelektual serta kecerdasan spiritual yang kini kian di anggap penting terlebih melihat kebutuhan manusia yang semakin kompleks dan membutuhkan relasi yang ekuivalen antar manusia. Disinilah soft skills berperan, sehingga menjadikan individu dalam bermasyarakat yang lebih baik.
                                                         Soft Skill di dunia kerja
Soft skill Penting Namun Tak Bisa Instan berdasarkan data ECC UGM tahun 2012 diketahui bahwa soft skill adalah faktor yang menentukan dalam proses rekrutmen. Sejumlah perusahaan yang telah disurvei sepakat bahwa kemampuan soft skill memengaruhi 80% proses tersebut. "Setiap pelamar pasti menyesuaikan pendidikan dan hardskill-nya dengan posisi yang dilamar. tapi yang perlu digarisbawahi adalah apakah setelah hal tersebut cocok lantas karakternya juga pas?" papar Yocki.
Menurut Galuh Setya Winayu, Supervisor Training and Counseling HR service ECC UGM, menjelaskan bahwa soft skill merupakan attitude atau perilaku yang tidak bisa diraih dengan instan. "Kemampuan berkomunikasi, kemampuan menyampaikan ide, dan motivasi diri tidak bisa diperoleh di bangku perkuliahan," tandas Galuh. Kemampuan seperti ini hanya bisa diperoleh dengan pengalaman, bukan dari buku-buku saat kuliah.
Senada dengan Galuh dan Yocki, HR recruitment and training PT Gameloft Indonesia Daniel Christiananda berpendapat bahwa butuh proses untuk menguasai soft skill. "Hardskill bisa diajarkan dan diberi target dalam penguasaannya. Di sisi lain, soft skill memerlukan kedewasaan individu. Usia boleh matang, tapi jiwa bisa saja seperti ABG," ungkapnya.  Daniel mengambil contoh ketika seorang bawahan menghadapi amarah atasan. Seseorang dengan kemampuan soft skill awareness dan self control rendah akan mudah untuk menangis, marah, frustasi bahkan melakukan tindakan fisik. Sebaliknya, seseorang dengan self control tinggi akan merespon proaktif, mencari apa yang bisa diperbuatnya, bagaimana mengatasi masalah, dan apa yang harus dikerjakan berikutnya.

Manfaat mempelajari soft skill:
·         Dapat bekerjasama dengan baik
·         Membentuk etika
·         Mampu bernegosiasi dengan baik
dll.

Kesimplan: Ilmu tidak hanya ada dalam ruangan dan di dalam buku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar